Pertentangan-Pertentangan Sosial & Integrasi Harga Diri BAB 8

BAB 8

NAMA : Rahmat Septiansyah

NPM : 15110579

Kelas : 1ka26

Kelompok : 2

Pembahasan Mengenai:

1. Kepentingan Individu Untuk memperoleh harga diri.

Kepentingan merupakan dasar dari timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi individu itu sendiri. Jika individu berhasil dalam memenuhi kepentingannya, maka ia akan merasa puas dan sebaliknya kegagalan dalam memenuhi kepentingan ini akan banyak menimbullkan masalah baik bagi dirinya maupun bagi lingkungannya.
Pada umumnya secara pskologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu, yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/pskologis. Oleh karena individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis didalam aspek pribadinya baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor pembawaan dan lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya, meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama.
Harga diri individu mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku yang ditampilkannya. Mc Dougall (1926) mengemukakan harga diri merupakan pengatur utama perilaku individu atau merupakan pemimpin bagi semua dorongan. Kepadanya bergantung kekuatan pribadi, tindakan dan integritas diri.
Rosenberg (Gilmore, 1974) mengemukakan karakteristik individu yang memiliki harga diri mantap yaitu memiliki kehormatan dan menghargai diri sendiri seperti adanya. Sebaliknya, individu yang memiliki harga diri rendah cenderung memiliki sikap penolakan diri, kurang puas terhadap diri sendiri, dan merasa rendah diri.
Harga diri merupakan salah satu kebutuhan penting manusia. Maslow dalam teori hierarki kebutuhannya menempatkan kebutuhan individu akan harga diri sebagai kebutuhan pada level puncak, sebelum kebutuhan aktualisasi diri. Dikemukakannya, most normal people have a need for self respect or self esteem and the esteem of others (Jordan et.al., 1979).
Balnadi Sutadipura (1983) menyebutkan bahwa kebutuhan harga diri merupakan kebutuhan seseorang untuk merasakan bahwa dirinya seorang yang patut dihargai dan dihormati sebagai manusia yang baik. Hal senada dikemukakan Abdul Aziz Ahayadi (1985) bahwaƂ kebutuhan harga diri sebagai kebutuhan seseorang untuk dihargai, diperhatikan dan merasa sukses. Dari kedua pendapat di atas dapat dimaknai, bahwa setiap individu normal pasti berharap dan menginginkan dapat merasakan hidup sukses, dihormati dan dihargai sebagai manusia.
Pentingnya pemenuhan kebutuhan harga diri individu, khususnya pada kalangan remaja, terkait erat dengan dampak negatif jika mereka tidak memiliki harga diri yang mantap. Mereka akan mengalami kesulitan dalam menampilkan perilaku sosialnya, merasa inferior dan canggung. Namun apabila kebutuhan harga diri mereka dapat terpenuhi secara memadai, kemungkinan mereka akan memperoleh sukses dalam menampilkan perilaku sosialnya, tampil dengan kayakinan diri (self-confidence) dan merasa memiliki nilai dalam lingkungan sosialnya (Jordan et. al. 1979).

(Sumber)

Studi Kasus:

Harga Diri seorang Anggito

Anggito Abimanyu adalah seorang birokrat. Ia menduduki jabatan Kepala Badan Kebijakan Fiskal dari Kementerian Keuangan. Sebelumnya, ia adalah pengamat ekonomi kondang dari UGM.
Dan pada awal Januari 2010 ia nyaris diangkat sebagai wakil menkeu. Tetapi, malang sekali, dibatalkan pada detik-detik terakhir. Ternyata ia tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan. Demikianlah, cara kerja Sekretariat Negara yang amburadul.
Ketika Sri Mulyani mundur atau dimundurkan sebagai menkeu, ia berharap keputusan bulan Januari 2010 yang lalu akan diberlakukan kepadanya sebab persyaratannya sekarang telah terpenuhi. Namun, sekali lagi, malang sekali, yang diangkat sebagai wakil menkeu adalah orang lain. Rupanya, Anggito sedang dirundung sial.
Alhasil, ia mengajukan surat pengunduran diri pada tanggal 20 Mei 2010. Ia akan meninggalkan kantornya mulai tanggal 24 Mei 2010. Surat pengunduran dirinya sudah diserahkan kepada menkeu yang baru. Dan barang-barang pribadinya sudah dikirimkan ke Yogya. Ia akan kembali ke alma maternya, UGM.
Adalah suatu hal yang diluar kebiasaan, bahwa seorang pejabat tinggi langsung mengundurkan diri dalam jangka waktu 4 hari setelah mengajukan surat pengunduran diri. Sangat janggal.
Pada umumnya, seseorang baru mengundurkan diri setelah efektif 30 hari mengajukan surat, supaya penggantinya bisa diberikan orientasi seperlunya. Juga untuk memeriksa apakah ada tugas-tugas penting lainnya yang masih pending, yang perlu dilanjutkan oleh penggantinya. Atau mungkin pula ada kesalahan serta pelanggaran yang mungkin telah dilakukannya selama ini.
Tampaknya, kebiasaan umum yang berlaku dalam dunia profesional telah diabaikan demi menyelamatkan harga diri seorang Abimanyu. Harga diri Abimanyu telah terluka sejak Januari 2010 yang lalu. Ketika itu ia sudah menandatangani pakta integritas dan kontrak kinerja untuk jabatan sebagai wakil menkeu. Sekarang, semuanya musnah tertiup angin baru. Seperti angin, ia pun pergi begitu saja, tanpa menunggu pejabat baru yang menggantikannya.
Hal ini juga menunjukkan bahwa birokrasi Sekretariat Negara juga tidak beres. Pernah pula Gita Wiryawan, tertunda pelantikannya sebagai Ketua BKPM, gara-gara tidak profesionalnya cara kerja Sekretariat Negara.
Hikmah dari kasus Anggito adalah bahwa seorang akademisi yang profesional mungkin kurang cocok untuk menjadi birokrat, apalagi dengan harga diri yang tinggi. Harga diri yang tinggi tampaknya tidak sesuai dengan harga rendah yang diterima dari birokrasi.

(Sumber:)

Opini:

Kasus yang terjdi pada Anggito selaku pejabat negara dapat kita ambil hikmah nya, bahwa jangan sekali-kali kita dapat bermain-main dengan yang namanya hukum, sebab Hukum itu tidak pandang bulu.. jangan kan orang biasa sepaerti kita Seorang Anggito Abimanyu pun yang profesional dibidang nya dapat terjerat kasus besar Lantaran tidak tau apa yang terjadi menimpa dia..

Dia merasa Harga diri nya telah di jatuhkan.. Ini adalah pelajaran bagi kita agar dapat memahami situasi apa yg sedang terjadi dan harus pintar mengambil strategi dalam melangkah agar tidak terjerumus di dlam lobang yng sama..

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar