Nama : Rahmat Septiansyah
Kelas : 1KA26
NPM : 15110579
Manusia dan cinta kasih
*Pengertian Cinta Kasih
Cinta Kasih merupakan perpaduan kata-kata yang memiliki keterkaitan erat dan arti yang mendalam. Kata Cinta menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, dapat diartikan sebagai rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada), ataupun (rasa) sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih merupakan perasaan sayang atau cinta (kepada) atau menaruh belas kasihan. Karena cinta sebenarnya merupakan suatu rasa yang sulit untuk di ungkapkan, maka kasih itu sebagai kelanjutan tindakan yang timbul dari rasa cinta yang mendalam tersebut.
Lalu apakah hubungannya antara cinta kasih dengan manusia?! Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa setiap manusia pasti memiliki rasa cinta kasih. Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah perasaan cinta ini diberikan oleh Tuhan, sedangkan pada binatang terbatas pada naluri untuk melindungi. Karena itulah salah satu keistimewaan manusia dibandingkan dengan makhluk Tuhan lainnya. Oleh karena itu sudah selayaknya kita lebih mencintai dan mengasihi Tuhan terlebih dulu, baru lah selnjutnya kita dapat mencintai dan mengasihi orang-orang di sekitar kita baik keluarga, sahabat, ataupun diri kita sendiri.
Cinta sama sekali bukan nafsu, pernyataan tersebut sangat penting khususnya bagi remaja yang tingkat nafsu seksualnya sedang bergejolak.
Perbedaan antara cinta dan nafsu adalah :
- Cinta bersifat manusiawi, hanya pada manusialah Cinta timbul dan berkembang, sedangkan pada binatang terbats pada naluri untuk melindungi.
- Cinta bersifat rokhaniah, sedangkan cinta sifatnya jasmaniah. Rasa cinta dapat memberikan semangat dalam hidup bagi orang yang mencintai dan bagi yang menerimanya, dirasakan sebagai kebahagiaan. Sedangkan nafsu cenderung memuaskan dorongan seks semata.
- Cinta menunjukkan perilaku memberi, sedangkan nafsu senantiasa menuntut.
Dalam bukunya Seni Mencintai, Erich Fromm (1983:24-27) menyebutkan bahwa cinta itu terutama member bukan menerima. Cinta selalu menyatakan unsur-unsur dasar tertentu yaitu:
- Pengasuhan, contohnya adalah cinta seorang ibu kepada anaknya.
- Tanggung Jawab, adalah tindakan yang benar-benar berdasar atas suka rela, oleh karena itu tanggung jawab merupakan penyelenggaraan atas kebutuhan fisik.
- Perhatian, merupakan suatu perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan pribadi orang lain, terutama agar mau membuka dirinya, memperhatikan sebagaimana adanya.
- Pengenalan, merupakan keinginan untuk mengetahui rahasia manusia.
•Pengertian tentang cinta juga diungkapkan oleh Dr. Salito W. Sarwono dalam artikel yang berjudul Segitiga Cinta, bukan cinta segitiga.
Dikatakan bahwa cinta yang ideal memiliki 3 unsur yaitu : keterikatan, keintiman, kemesraan.
- Keterikatan yaitu adanya perasaan untuk hanya bersama orang yang dicintai, segala prioritas hanya untuk dia.
- Keintiman yaitu adanya kebiasaan-kebiasaan dan tingkah laku yang menunjukkan bahwa tidak ada jarak lagi, sehingga panggilan formal digantikan dengan sekedar memanggil nama, atau sebutan lain seperti lain seperti sayang, makan/minum dari satu piring/cangkir, tidak saling menyimpan rahasia, dst.
- Kemesraan yaitu rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kengen apabila jauh atau lama tidak bertemu, ucapan-ucapan yang mengatakan sayang, saling mencium, merangkul, dsb.
Setelah diberikan uraian tentang cinta sejati oleh tiga ahli di atas, berikut ini akan dijelaskan masalah kasih. Telah dikemukakan bahwa kasih adalah perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasih.
Selain pengertian yang dikemukakan oleh Dr. Sarlito, lin halnya pengertian cinta yang dikemukakan oleh Dr. Abdullah Nasih Ulwan, dalam bukunya manajemen cinta. Cinta adalah perasaan jiwa dan gejolak hati yang mendorong seseorang untuk mencintai kekasihnya dengan penuh gairah, lembut dan kasih sayang.
Di dalam kitab suci Al-Qur’an, ditemui adanya fenomena cinta yang tersembunyi di dalam jiwa manusia.
Cinta memiliki tiga tingakatan yaitu : Tinggi, Menengah dan Rendah.
Tingkatan cinta tersebut diatas adalah berdasarkan firmn Alloh dalam surah At-Taubah ayat 24 yang artinya :
"Katakanlah : jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatirkan kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai; adalah lebih kamu cintai dari pada Allah dan Rasulnya dan berjihad di jalannya,maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusannya. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik."
1. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, Rasulullah dan berjihad di jalan Allah.
2. Cinta tingkat menengahh adalah cinta kepada orang tua, anak, saudara, istri/suami dan kerabat.
3. Cinta tingkat terendah adalah cinta yang lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta, dan tempat tinggal.
*Cinta Menurut Ajaran Agama
1. Cinta Diri : Cinta Diri erat kaitannya dengan dorongan menjaga diri. Al-Qur’an telah mengungkpkan cinta alamiah manusia terhadap dirinya sendiri ini, kecenderungannya untuk menuntut segala sesuatu yang bermanfaat dan berguna bagi dirinya, dan menghindari diri dari segala sesuatu yang membahayakan kesalahan dirinya, melalui ucapan Nabi Muhammd SAW, bahwa seandainya beliau mengetahui hal-hl gaib, tentu beliau akan memperbanyak hal-hal yang baik bagi dirinya dan menjauhkan dirinya dari segala keburukan.
2. Cinta Kepada Sesama Manusia : Agar manusia dapat hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan manusia lainnya, tidak boleh tidak ia harus membatasi cintanya pada diri sendiri dan egoismenya. Allah ketika member isyarat tentang kecintaan manusia pada dirinya sendiri, seperti yang tampak pada keluh kesahnya apabila ia tertimpa kesusahan dan usahanya yang terus menurus untuk memperoleh kebaikan serta kebakhilannya dalam memberikan sebagian karunia yang diperolehnya, setelah itu Allah langsung memberi pujian kepada orang-orang yang berusaha untuk tidak berlebih-lebihan dalam cintanya kepada diri sendiri dan melepaskan diri dari gejala-gejala itu.
3. Cinta Seksual : Cinta erat kaitannya dengan dorongan seksual. Sebab ialah yang bekerja dalam melestarikan kasih sayang, keserasian, dan kerjasama ntara suami dan istri. Ia merupakan factor yang primer bagi kelangsungan hidup keluarga :
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi yang berpikir. QS, Ar-Rum, 30:21). Dorongan seksual melakukan suatu fungsi penting, yaitu melahirkan keturunan demi kelangsungan jenis. Lewat dorongan seksual terbentuk keluarga.
4. Cinta Kebapakan, Mengingat bahwa antara ayah dengan anak-anaknya tidak terjalin oleh iktan-ikatan fisiologis seperti yang menghubungkan si ibu dengan anak-ankanya, maka para ahli ilmu jiwa modern berpendapat bahwa dorongan kebapakan bukanlah dorongan fisiologis seperti halnya dorongan keibuan, melaikan dorongan psikis.
Cinta kebapakan dalam Al-Qur’an diisyaratkan dalam kasih nabi Nuh as. Betapa cintanya ia kepada anaknya, tampak jelas ketika ia memanggilnya dengan penuh rasa cinta. Kasih sayang, dan belas kasihan, untuk naik ke perahu agar tidak tenggelam ditelan ombak :
“…Dan nuh memanggil anaknya – sedang anak itu berada di tempat yang jauh terpencil – : “Hai…anakku, naiklah (kekapal) bersama kami dan janganlah kamu berada bersama-sama orang-orang yang kafir”.(QS, Yusuf, 12:84).
5. Cinta Kepada Rasul : Cinta kepad rasul, yang ditulis Allah sebagai rahmh bagi seluruh alam semesta, menduduki peringkt ke dua setelah cinta kepada Allah. Ini karena Rasul merupakan ideal sempurna bagi manusia baik dalam tingkah laku, moral, maupun berbagai sifat luhur lainnya.
*Pengertian Cinta Kasih
Pengertian kasih sayang menurut kamus umum bahasa Indonesia karangan W.J.S.Poerwardarminta adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka kepada seseorang. Dalam kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut tanggung jawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling terbuka, sehingga keduaanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh.
Kasih Sayang, dasar komunikasi dalam suatu keluarga. Komunikasi antara anak dan orang tua. Pada prinsipnya anak terlahir dan terbentuk sebagai hasil curahan kasih sayang orang tuanya. Pengembangan watak anak dan selanjutnya tak boleh lebih dari kasih sayang dan perhatian orang tua. Suatu hubunan yang harmonis akan terjadi bila hal itu terjadi secara timbal balik antara orang tua dan anak.
Aadanya kasih sayang ini mempengaruhi kehidupan si anak dalam masyarakat. Orang tua dalam memberikan kasih sayangnya bermacam-macam demikian pula sebalikya.
*Macam-Macam Cinta Kasih dari orangtua.
Dari cara pemberian cinta kasih ini dapat dibedakan :
a. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat pasif.
Dalam hal ini orang tua memberikan kasih sayang terhadap anaknya baik berupa moral-materiil dengan sebanyak-banyaknya, dan si anak menerima saja, mengiyakan, tanpa memberikan respon. Hal ini menyebabkan si anak menjadi takut, kurang berani dalam masyarakat, tidak berani menyatakan pendapat, minder, sehingga si anak tidak mampu berdiri sendiri di dalam masyarakat.
b. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini si anak berlebih-lebihan memberikan kasih sayang terhadap orang tuanya, kasih sayang ini di berikan secara sepihak, orang tua mendiamkan saja tingakah laku si anak, tidak memberikan perhatian apa yang diperbuat si anak.
c. Orang tua bersifat pasif, si anak bersifat pasif.
Disini jelas bahwa masing-masing membawa hidupnya, tingkah lakunya sendiri-sendiri, tanpa saling memperhatikan. Kehidupan keluarga sangat dingin, tidak ada kasih sayang, masing-masing membawa caranya sendiri, tidak ada tegur jika tidak perlu. Orang tua hanya memenuhi dalam bidang materi saja.
d. Orang tua bersifat aktif, si anak bersifat aktif.
Dalam hal ini orang tua dan anak saling memberikan kasih sayang dengan sebanyak-banyaknya. Sehingga hubungan antara orang tua dan anak sangat intim dan mesra, saling mencintai, saling menghargai, saling membutuhkan.
*Pengertian Kemesraan.
Kemesraan berasal dari kata mesra yang berarti erat atau karib sehingga kemesraan berarti hal yang menggambarkan keadaan sangat erat atau karib. Kemesraan juga bersumber dari cinta kasih dan merupakan realisasi nyata. Kemesraan dapat diartikan sama dengan kekerabatan, keakraban yang dilandasi rasa cinta dan kasih.
Tingkatan kemesraan dapat dibedakan berdasarkan umur, yaitu:
a.Kemesraan dalam Tingkat Remaja, terjadi dalam masa puber atau genetal pubertas yaitu dimana masa remaja memiliki kematangan organ kelamin yang menyebabkan dorongan seksualitasnya kuat.
b.Kemesraan dalam Rumah Tangga, terjadi antara pasangan suami istri dalam perkawinan. Biasanya pada tahun tahun wal perkawinan, kemesraan masih sangat terasa, namun bisa sudah agak lama biasanya semakin berkurang.
c.Kemesraan Manusia Usia Lanjut, Kemsraan bagi manusia berbeda dengan pada usia sebelumnya. Pada masa ini diwujudkan dengan jalan – jalan dan sebagainya.
*Pengertian Pemujaan.
Pemujaan berasal dari kata puja yang berarti penghormatan atau tempat memuja kepada dewa – dewa atau berhala. Dalam perkembangannya kemudian pujaan ditujukan kepada orang yang dicintai, pahlawan dan Tuhan YME. Pemujaan kepada Tuhan adalah perwujudan cinta manusia kepada Tuhan, karena merupakan inti , nilai dan makna dari kehidupan yang sebenarnya.
Cara Pemujaan dalam kehidupan manusia terdapat berbagai perbedaan sesuai dengan ajaran agama, kepercayaan, kondisi dan situasi. Tempat pemujaan merupakan tempat komunikasi manusia dengan Tuhan. Berbagai seni sebagai manifestasi pemujaan merupakan suatu tambahan tersendiri dalam terciptanya kehidupan yang lebih indah.
*Pengertian Belas Kasih
Belas kasih (composian)adalah kebajikan -satu di mana kapasitas emosional empati dan simpati untuk penderitaan orang lain dianggap sebagai bagian dari cinta itu sendiri, dan landasan keterkaitan sosial yang lebih besar dan humanisme-dasar ke tertinggi prinsi-prinsip dalam filsafat, masyarakat, dan kepribadian .
Ada aspek belas kasih yang menganggap dimensi kuantitatif, seperti individu belas kasih yang sering diberi milik kedalaman,kekuatan atau gairah . Lebih kuat dari empati , merasakan umumnya menimbulkan aktif keinginan untuk meringankan penderitaan orang lain.. Hal ini sering, meskipun tidak pasti, komponen kunci dalam apa yang memanifestasikan dalam konteks sosial .Dalam etika istilah, berbagai ungkapan bawah usia yang disebut Golden Rule mewujudkan oleh implikasi prinsip kasih sayang: untuk orang lain apa yang Anda ingin mereka lakukan untuk Anda .
*Cara Menumpahkan Belas Kasih
Dalam kehidupan banyak sekali yang harus kita kasihi dan banyak cara kita menumpahkan rasa belas kasihan. Yang perlu kita kasihi antara lain : yatim-piatu, orang-orang jompo yang tidak mempunyai ahli waris, pengemis yang benar-benar tidak mampu bekerja, orang sakit di rumah sakit, orang cacat, masyarakat kita yang hidup menderita dan sebagainya. Orang-orang itu umumnya menderita lahir batin dan umumnya kurang tangan yang menjulur memberikan belas kasihan.
Berbagai macam cara orang memberikan belas kasihan bergantung kepada situasi dan kondisi. Ada yang memberikan uang, ada yang memberikan barang, ada yang memberikan pakaian, makanan dan sebagainya.
Belas kasih terhadap sesama pada hakikatnya adalah cinta kasih terhadap sesama, yang berarti melaksanakan ajaran agama. Bahwa kita wajib mencintai sesama berarti orang itu berbudi. Berbudi perbuatan yang dipuji oleh Allah SWT.
(surat Al-Qalam : 4).Cara orang menumpahkan rasa belas kasihan bermacam-macam sesuai dengan siapa yang dibelaskasihani dan bergantung kepada situasi dan kondisi.
*Pengertian Cinta Kasih Erotis
Cinta erotis adalah kehausan akan penyatuan sempurna akan penyatuan dengan yang lainnya. Keinginan untuk bersatu dan berteman dengan lawan jenis, untuk menghilangkan sepi atau untuk menenangkan suatu naluri seksual. Cinta kasih dapat merangsang keinginan untuk bersatu secara seksual. Namun apabila penyatuan fisis tadi tidak dilandasi oleh cinta kasih maka hanya akan membawa pada penyatuan yang bersifat pesta pora dan sementara saja. Cinta kasih erotis, apabila benar-benar sebuah cinta sejati, mempunyai satu pendirian yaitu bahwa seseorang sungguh-sungguh mencintai dan mengasihi dengan jiwanya yang sedalam-dalamnya dan menerima pribadi lawan jenisnya. Cinta ini terjadi antara dua orang anak manusia berlainan jenis, yang ingin menyatukan diri mereka untuk mengisi kekosongan hidup dan sebagai teman hidup dalam mengarungi bahtera kehidupan.
Contoh Kasih Sayang Ibu Bapa Berkesan Mendidik Anak
Wujudkah ibu bapa yang tidak sayangkan anak ? Semestinya, semua ibu bapa sanggup berkorban demi kebahagiaan anak mereka. Tetapi, persoalannya adakah semua ibu bapa hari ini menyayangi anak dengan cara lebih tepat ? Dalam hal ini, ada ibu bapa sekarang melakukan kesilapan. Ada menganggap cara ibu bapa dulu mendidik anak tidak betul dan kolot, lalu terus menolak semua, sedangkan cara dulu tidak semua salah atau tidak sesuai lagi.
Ada pula beranggapan cara didikan ibu bapa dulu adalah betul, lalu terus menggunakan semua, sedangkan mungkin ada antaranya tidak sesuai dengan keadaan sekarang. Manakala, ada pula disebabkan ingin mencari cara kontemporari, lalu dengan mudah mengguna pakai cadangan dikemukakan buku atau penceramah, tanpa melakukan penelitian, tapisan atau kefahaman yang mendalam. Kebanyakan isu keibubapaan timbul dalam konteks hubungannya dengan anak yang berada pada usia remaja. Sesetengah remaja menunjukkan perlakuan sukar difahami dan tidak pernah dibayangkan ibu bapanya. Ada ketikanya remaja memilih pakaian dan muzik pelik, emosi berubah-ubah seperti keras dan pendiam, malah mungkin kurang menghormati ibu bapa. Lazimnya, ibu bapa diingatkan mengenali dan memahami psikologi anak remaja. Ibu bapa diberitahu bahawa remaja berada dalam zaman transisi dan bergelut untuk berpaut pada zaman kanak-kanak yang penuh kegembiraan yang bakal ditinggalkan sambil memasuki alam dewasa yang penuh tanda tanya. Orang tua dimaklumkan bahawa anak remaja sedang berada dalam paradoks. Tetapi, ibu bapa jarang diingatkan untuk mengenali dan memahami paradoks yang sedang berlaku dalam dirinya sendiri. Bahawa mereka sendiri mencari keseimbangan antara memberikan kasih sayang dan menetapkan sesuatu untuk anak remajanya.
Sebenarnya, kasih sayang ibu bapa yang ideal ialah memberikan anak remajanya keseimbangan antara kebebasan dan disiplin. Jika disiplin terlalu banyak dan ketat, remaja akan memberontak. Sebaliknya, jika terlalu banyak kebebasan, remaja dahagakan struktur tertentu dan mencarinya sendiri dengan cara belum tentu baik. Oleh itu, ibu bapa perlu membuat pelbagai keputusan mengenai anaknya, misalnya, daripada boleh atau tidak menonton televisyen, hinggalah kepada boleh atau tidak mempunyai teman lelaki atau perempuan. Semakin anaknya menginjak dewasa, maka keputusan itu semakin besar dan penting. Ada keputusan perlu dibuat setiap hari dan ada keputusan perlu dibuat pada tempoh tertentu.
Selain perlu mengenali dan memahami anak remajanya, ibu bapa harus mengenali dan memahami dirinya sendiri terlebih dulu. Umumnya, ahli psikologi merumuskan ada dua komponen utama dalam gaya keibubapaan. Yang pertama ialah ‘responsif’, iaitu sebanyak mana kebebasan diberikan, manakala kedua ialah ‘permintaan’, iaitu sebanyak mana disiplin atau hala tuju akan ditentukan. Dengan kata lain, ibu bapa berdepan dengan paradoks: antara kasih sayang dan kepemimpinan. Kasih sayang ialah responsifnya terhadap kehendak anak remajanya, manakala kepemimpinan pula ialah permintaannya terhadap keperluan masa depan anak remajanya. Pertembungan, dinamika dan keseimbangan antara kedua-dua komponen ini dapat menentukan gaya keibubapaan. Kebanyakan pengkaji membahagikan gaya keibubapaan kepada empat kategori, iaitu: autoritarian, autoritatif, permisif dan tidak terbabit. Ibu bapa yang autoritarian rendah responsifnya, tetapi amat tinggi permintaannya. Walaupun mereka pengasih dan penyayang, anak remajanya tidak merasainya. Kebebasan hampir tidak diberikan dan pendapat anak remaja jarang didengar. Sebaliknya, disiplin amat ketat, malahan cita-cita anak remaja ditentukan ibu bapa.
Remaja yang dibesarkan dalam suasana autoritarian berkemungkinan besar berjaya dalam peperiksaan dan kerjayanya, tetapi mungkin memiliki peribadi yang kaku, rendah harga diri dan terlalu bergantung kepada arahan pihak berkuasa. Ibu bapa yang autoritatif pula mempunyai keseimbangan antara responsif dan permintaan. Mereka akrab, komunikatif dan anak remaja digalakkan bersuara. Kasih sayang diberikan, ditunjukkan dan dirasai. Disiplin dan hala tuju ditentukan dan diterangkan rasionalnya. Remaja bebas menentukan cita-cita dengan ibu bapa memberikan panduan dan bimbingan.
Remaja yang dibesarkan dalam suasana autoritatif berkemungkinan besar akan sama kejayaannya, walaupun tidak lebih, dengan dibesarkan dalam suasana autoritarian. Bezanya golongan ini akan memiliki peribadi bersepadu, yakin, berdikari dan kreatif. Ibu bapa permisif mempunyai responsif amat tinggi, tetapi permintaan amat rendah. Mereka banyak bertolak ansur, memberikan kebebasan dan hampir semua kehendak anak remajanya diturutkan. Gaya tidak terbabit pula hampir tiada permintaan, disiplin dan hala tuju, serta hampir memberikan kebebasan penuh. Malahan, ia lebih satu kecuaian keibubapaan.
Namun begitu, gaya keibubapaan boleh dirosakkan dengan amat mudah, sekiranya ibu bapa tidak dapat mengawal perasaan marah. Jadi, ibu bapa perlu tahu cara menangani kemarahannya. Dalam hal ini, ada tiga persoalan penting iaitu: bila marah itu wajar, bila marah tidak diperlukan dan bila marah itu boleh menjadi masalah. Walaupun, mungkin sukar melahirkan seorang kaunselor profesional atau pra kaunselor dalam setiap keluarga, program Satu Keluarga Satu Kaunselor tetap mempunyai potensi untuk melahirkan ibu bapa berilmu, berkemahiran dan seimbang dari segi memberikan kasih sayang dan kepemimpinan.
Sumber : - http://elearning.gunadarma.ac.id/docmodul/ilmu_budaya_dasar/bab4-manusia_dan_cinta_kasih.pdf
- http://arikaka.com/bab-iii-manusia-dan-cinta-kasih/
- http://google.com/
- http://mindabahasa.wordpress.com/2007/06/16/kasih-sayang-berkesan-mendidik-anak/